Sejarah Sansevieria
Sansevieria atau yang dikenal dengan sanse yang masuk dalam family agavaceae merupakan tanaman yang tumbuh menahun (perennial).
Sejarah menerangkan sanse berasal dari Afrika, India dan Asia. Adalah
Caspar Commelia, seorang botani asal Belanda yang berjasa mengenalkan
sanse di luar habitat aslinya. Sanse banyak mengalami perubahan
penggolongan genus. Nama sansevieria sendiri diambil dari nama bangsawan
Italia, Prince of Raimond de Sangrio de Sanseviero. Sampai akhirnya
ditetapkannya nama Sansevieria pada tahun 1905 dalam Vienna Congress of Botanical Nomenclature di Austria.
Spesies Sansevieria
Sanse
memiliki sekitar 200 lebih spesies dari seluruh penjuru dunia dan
ratusan lain adalah hybrid yang berhasil dikembangkan oleh penggemarnya.
Spesies tersebut digolongkan kedalam 2 golongan, Trifasciata dan Non
Trifasciata atau bisa dikatakan berdaun pipih dan non pipih. Non
Trifasciata sendiri masih dibagi lagi ke dalam dua kelompok lagi
diantaranya fariata dan cylindrica. Fariata adalah jenis sansevieria
dengan daun pipih berkarakter doff / tidak berkilat dan kasar. Yang
termasuk jenis ini adalah: Sansevieria Masoniana, Sansevieria Kirkii,
Sansevieria Aothopica, Sansevieria Horwood, dan sebagainya. Cylindrica
adalah sansevieria dengan karakter daun bulat dan mempunyai kanal
ditengahnya. Yang termasuk jenis ini contohnya adalah: Sansevieria
Stuckii, Sansevieria Tom Grombley, Sansevieria Base Ball, Sansevieria
Kenya Hyaicint, dan sebagainya. Kultivar sanse yang dari Indonesia
sendiri adalah Javanica. Beberapa jenis lain yang kini lagi digandrungi
hobies adalah Koko, Silver Blue, Doris Pfenig, beberapa jenis Lavranos,
Johannesburg, dan masih banyak lainnya selain yang variegata (mengalami
kelainan warna dengan tanda berupa garis atau full warna kuning dan
putih pada daun.
Aneka Guna Sansevieria
Sanse
selain indah dipandang mata, ternyata memiliki banyak sekali kegunaan
terutama bagi kesehatan. Tak heran penggemar sanse semakin bertambah
kian hari meski hobby tanaman tak seramai beberapa tahun lalu.
Sansevieria yang kini harganya turun drastis tak membuat pecinta
fanatiknya pindah ke lain hati. Terbukti pada beberapa daerah masih
sering diadakan kontes.
Lalu apa saja manfaat sanse bagi kehidupan manusia? Serat nya dimanfaatkan untuk membuat benang, jala, topi, keranjang, tali, mouthbow (alat
musik tradisional Afrika) dan bahan baku kain. Pulp daun dapat dipakai
sebagai bahan pembuat kertas. Parfum yang kita nikmati keharumannya,
ternyata salah satu bahannya adalah ekstrak bunga sansevieria. Untuk
kesehatan, daun sanse lah yang mampu bertugas sebagai obat. Pada jaman
dahulu daun sanse digunakan sebagai bahan racikan racun. Pada masa kini,
penelitian tentang sanse terus berkembang dan menemukan bahwa selain
sebagai racun sanse juga bisa sebagai antiseptik, bahan obat (wasir,
sakit gigi, diabetes, kanker, dsb), sebagai tonik penyegar, penghambat
karat pada aluminium dan airfreshener (antipolutan).
manggis 419 |
Kandungan Sansevieria
Sebenarnya apa kandungan sanse sehingga nampak begitu berguna? Tiap helai daun sanse terdapat senyawa aktif pregnane glykoside yang mengurai 107 senyawa berbahaya seperti benzena, kloroform, xylen, formaldehida, dan triklorotilen yang
ditimbulkan oleh polusi dari asap rokok, tinta, kayu, minyak, limbah
plastik, asap bahan bakar, kertas dan produk pembersih domestik, menjadi
senyawa asam organik, gula dan senyawa asam amino. Mampu meneyerap
radiasi dari alat-alat elektronik seperti komputer, TV dan lainnya.
Berdasar penelitian NASA, selembar daun sanse bisa menyerap formaldehida
0,938 gr/jam. Pengaplikasiannya cukup letakkan 4-5 daun sanse dewasa
pada ruangan seluas 100m2. Perlu diketahui bahwa formaldehida adalah zat
berbahaya yang beredar di udara yang dapat menyebabkan Sick Building
Syndrome (SBS) yaitu sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih,
perut terasa kembung, hidung berair, tenggorokan gatal, kesulitan dalam
berkonsentrasi, kulit terasa kering serta batuk kering yang tidak
kunjung sembuh.
Pengembangan Biakan Sansevieria
Pengembang
biakan sanse biasanya dapat dilakukan melalui anakan, stek daun,
penyilangan bunga dan melalui proses laboratorium atau lebih dikenal
proses kultur jaringan. Dengan media tanam berupa campuran pasir, pupuk
kompos, dan arang sekam, dengan perbandingan kira-kira 3:1:1, dapat
dipastikan sanse akan tumbuh subur dan kalau anda beruntung, anda akan
menemukan anakan variegata.
Sanse
yang memang spesies gurun, sangat memerlukan sinar matahari penuh dan
tidak membutuhkan banyak air. Untuk itu campuran media dengan banyak
pasir sangat diperlukan agar tempat tumbuh sanse poros atau tidak
menampung air. Pupuk kompos dan arang sekam diperlukan agar unsur hara
tetap didapatkan. Penyiramannya pun juga tidak terlau sering, cukup tiga
kali sehari dalam kondisi panas dan seminggu sekali saat musim
penghujan.
Tetapi
sanse juga bisa dijadikan indoor plant (tanaman dalam ruang) dengan
sifatnya yang bandel tersebut. Cukup letakkan sanse di pot cantik,
jadilah sanse indoor plant yang tak hanya mampu menyegarkan mata tetapi
juga menyerap radiasi alat-alat elektronik dan polusi. Cukup seminggu
sekali dikeluarkan untuk bermandi matahari dan disiram cukup air.
Setelah kering sanse bisa dimasukkan kembali ke dalam rumah. Membawa
sanse sangat mudah. Cabut saja dari medianya, bersihkan dengan air dan
bungkus koran bekas. Sanse siap dibawa kemanapun. Praktis kan.
Komunitas Sansevieria
Di
Indonesia komunitas Sanse tidak berkurang bahkan bertambah. Hampir di
tiap kota memeliki Komunitas Sanse, di Bondowoso Jawa Timur para
penggemar Sanse bergabung dalam PSB ( Paguyuban Sansevieria Bondowoso)
.Sekretariat jl. dr. Sotomo II/419 Bondowoso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar